Jumat, 24 Mei 2013

PT DI Proyeksikan Raup Rp 4,24 Triliun


Untuk meningkatkan kinerja dan tugas-tugas TNI Angkatan Darat di lapangan, PT Dirgantara Indonesia (DI) menyerahkan sebanyak enam unit helikopter angkut tipe Bell-421 EP kepada Kementerian Pertahanan RI, dengan nilai keseluruhan 65 juta USD. Proses penyerahan alutsista tersebut dilakukan di hanggar Rotary Wing PT DI, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Jumat (15/3/2013).






BANDUNG, KOMPAS.com - PT Dirgantara Indonesia (DI) memproyeksikan peningkatan nilai kontrak untuk pembuatan pesawat terbang, service pesawat, pemesanan komponen, dan pembuatan alat utama sistem senjata (alutsista) melebihi Rp 4 triliun.

"Proyeksi kami, senilai Rp 4,24 triliun. Harapannya, senilai Rp 3,89 triliun merupakan pemesanan dan pembuatan pesawat. Sisanya Rp 342 miliar, merupakan hasil bisnis service pesawat, pemesanan komponen, dan alutsista engineering," kata Direktur Bidang Kualitas sekaligus Manager Komunikasi PT DI, Sonny Saleh Ibrahim, saat dihubungi Tribun, Kamis (16/5/2013/2013).

Sonny mengharapkan 50 persen nilai kontrak sebesar Rp 4,24 triliun itu dari beberapa negara Asia Pasifik. "Tahun ini, proyeksi komposisi kontrak tidak sama dengan tahun lalu. Pada 2012, mayoritas kontrak dari dalam negeri," ujarnya.

Nilai kontrak Rp 4,24 triliun itu merupakan kontribusi pembuatan pesawat CN 295, NC 212, CN 235, serta helikopter jenis Bell atau Puma. "Untuk lainnya, seperti aircraft service, harapannya sebesar Rp 120 miliar. Lalu, pembuatan komponen pesawat komersil Rp 150 miliar. Sedangkan alutsista engineering Rp 72 miliar," paparnya.

Sonny mengatakan pada 2012, total nilai kontrak PT DI mencapai Rp 7,9 triliun yaitu berupa pengadaan pesawat bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Tahun lalu, kontrak terbesar merupakan pengadaan pesawat CN dan helikopter yang nilainya sekitar Rp 7,5 triliun. Kemudian, PT DI memperoleh kontrak sektor lainnya yang bernilai total Rp 385 miliar.
"Kontrak Rp 385 miliar itu bersumber pada aircraft service senilai Rp 104 miliar, komponen pesawat komersil sejumlah Rp 216 miliar, dan alutsista engineering seharga Rp 65 miliar," kata Sonny.

Meski proyeksi kontrak tahun ini lebih kecil daripada realisasi 2012, Sonny menegaskan, pihaknya menargetkan pertumbuhan penjualan pada tahun ini. PT DI memperkirakan penjualan pesawat terbang serta jasa lainnya selama 2013 senilai Rp 3,47 triliun. "Jumlah itu melebihi nilai penjualan 2012, yang angkanya Rp 2,7 triliun," kata Sonny.

Naiknya nilai penjualan selama 2013, salah satunya karena adanya realisasi pemesanan pesawat pada kontrak tahun sebelumnya. "Tahun ini, 87 persen penjualan merupakan hasil kontrak tahun sebelumnya. Sisanya kami bersumber pada pembayaran down payment kontrak baru," katanya.

Tahun ini pula PT DI segera menuntaskan pembuatan 18 unit pesawat terbang dan helikopter untuk TNI, hasil kontrak tahun lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar